December 7, 2009

Sekotak nasi campur

Jam 2 malam aku turun dari taxi dan membuka pintu pagar. Satpam di dekat rumah sedang tidur-tidur ayam. Mendengar bunyi mesin mobil, dia membuka matanya sedikit dengan eksperesi dongkol karena tidurnya terganggu. Mungkin dalam hati dia berpikir “ Heran jam segini kok baru pulang, mana ada perempuan baik-baik pulang jam segini.”

Hati-hati kubuka pintu kayu yang berat untuk masuk ke dalam rumah, bunyi kayu yg bergesekan dengan lantai membuatku menahan napas, semoga bunyi itu tidak membangunkan siapa-siapa, sepertinya kayu pintu tersebut memuai.
Aku mengendap-endap melewati ruang tamu menuju dapur. Gembel di perutku sudah ngamuk dari tadi minta makan, jadi aku memutuskan untuk minum sekotak susu coklat yang biasanya selalu disediakan mama untukkku.

Waktu aku membuka pintu kulkas, mataku langsung menuju rak tempat susu atau yoghurt biasa disimpan. Saat melihat susu coklat kotak kesukaanku nangkring dengan manisnya di dalam, buru-buru kuraih dengan rakus. Tiba-tiba mataku menangkap kotak kuning yang sudah sangat tidak asing. Deg! Jantungku berhenti sesaat kemudian mempercepat lajunya secara otomatis. Kuletakkan kembali kotak susu coklatku, kemudian kuambil kotak kuning yang sangat familiar tersebut, waktu kulihat isinya, ternyata persis apa yang ada di pikiranku. Isinya masih utuh, belum disentuh sedikitpun. Kututup kembali kotak kuning tersebut dan kukembalikan ke dalam kulkas. Tiba-tiba rasa laparku hilang, kutarik kembali keinginanku untuk minum susu coklat.

Aku melangkah gontai menuju ke lantai atas dimana kamarku berada. Tiba-tiba saja badanku terasa sangat capek. Daripada masuk angin gara-gara mandi pagi, kuputuskan untuk langsung ganti baju, cuci muka, sikat gigi, terus lompat ke tempat tidur. Jam menunjukkan jam 2.34 dini hari. Aku berusaha memejamkan mata, tapi tetap saja kotak kuning tadi masih membayang di pikiran. Teringat percakapan dengan mama beberapa hari yang lalu, “Sampe kapan kamu mau kerja kaya gini? Pulang pagi, hidup gak teratur, gaji yang kamu dapet gak sebanding sama kesehatan kamu.”

Hmmm... Pasti mama tadi membelikan makanan kesukaan ku dengan pikiran bahwa hari ini anak gadisnya gak akan pulang malam lagi setelah 2 hari berturut-turut pulang di atas jam 12. Jadi ngerasa bersalah banget sama mama. Aduh, kenapa sih bayangan sekotak nasi campur di kulkas gak mau pergi-pergi! Sabar yah ma, gak akan kerja di agency seumur hidup kok. Suatu saat gak akan pulang malem lagi kok. :P

Arghhh... gara-gara sekotak nasi campur jadi gak bisa tidur deh!