September 20, 2011

Filosofi Beer...

“Mas beer nya satu lagi.”

“ Ihhh… kok lo suka sih neng, beer kan rasanya pait, gak ada enak-enaknya.”

Kontan gue ketawa. Nggak keitung udah berapa kali gue denger pertanyaan berupa pernyataan itu.
Gue cuma senyum dan bilang, “Dulu gue juga nggak suka beer, sama persis kaya lo.”
“Terus apa yang membuat lo bisa jadi suka?”
“Hmmm….”
“Kenapa?”
“Hmmm…. Soalnya pahit kaya hidup” Gue ketawa
Biasanya mereka akan menatap gue dengan muka kesal kemudian ikut ketawa, “Tai lo!”
Hehehe…
Yup, dulu gue anti sama yang namanya beer. Selain rasanya yang pahit,menurut gue beer itu cuma bikin perut buncit.
Tapi… entah sejak kapan, gue belajar menikmatinya. Mungkin sejak gue bisa memaknai filosofi beer. :)
Buat gue, beer itu merepresentasikan hidup.
Pahit, tapi dengan caranya sendiri dia menyegarkan dan entah kenapa walaupun pahit, banyak yang mencarinya.
Seperti hidup. Pahit! Tetapi… ia memberikan kesegaran tersendiri.
Dan anehnya, walalupun pahit kita nggak ingin berhenti mereguknya lagi, lagi dan lagi….
Pahit, tapi bikin ketagihan.
Dan di balik pahitnya itu, dia menyimpan sejuta buih misteri yang coba kita habiskan dengan rakusnya.
Sebotol beer dingin sekarang kerap kali menjadi teman baik gue, membantu gue tertawa dan membuat rileks  otot muka gue. Hehehe…
So, cheers! :)


1 comment:

Adis said...

saya suka beer jugaaa, dan setuju dengan filosofinya. pahit tapi menyegarkan. entahlah. hehe.. @takdos